PADANG – Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Mochklasin kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, gubernur DKI Jakarta non aktif perlu disikapi secara cepat oleh penegak hukum. Gelombang masyarakat termasuk dari Sumatera Barat ke Jakarta menutut penuntasan kasus tersebut jelas bukan aspirasi biasa.
Mochklasin mengungkapkan hal itu kepada wartawan terkait aksi yang akan digelar umat Islam, besok (Jumat, 2/12) di Jakarta. Kalau tidak ditanggapi secara cepat dan hati-hati, kondisi itu tidak hanya akan rentan konflik tetapi juga akan berdampak buruk kepada sendi-sendi kehidupan masyarakat di daerah.
“Belasan ribu masyarakat Sumatera Barat berangkat ke Jakarta menuntut kasus itu segera dituntaskan, jelas bukan aspirasi biasa. Ini perlu segera disikapi cepat agar tidak berdampak buruk kepada sendi kehidupan masyarakat di daerah,” kata Mochklasin, Kamis (1/12).
Dia menyampaikan kekhawatiran terhadap nasib bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengaku mendukung aksi Bela Islam tersebut dengan harapan agar pemerintah sadar bahwa mereka sadar dan tidak memandang remeh setiap persoalan. Dia memandang, aksi itu adalah sebagai bentuk dari kejenuhan masyarakat dari seluruh daerah.
“Fenomena kasus Ahok jelas mulai merusak sendi-sendi sosial di masyarakat. Banyak yang bertentangan dan saling adu argumen, baik didunia secara langsung, terlebih di media sosial,” ungkapnya.
Kondisi seperti itu, lanjutnya, tentu tidak baik karena menimbulkan keresahan. Di tengah masyarakat juga mulai terjadi perdebatan sebagai indikasi bahwa kasus ini mulai memasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Dia mengingatkan, pengusutan kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok tersebut sudah menjadi desakan oleh para tokoh-tokoh dan ulama di Indonesia serta dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ini membuktikan persoalan tersebut bukan masalah kecil yang harus disikapi serius. Dia menafikan tudingan isu makar terkait aksi umat Islam ke Jakarta tersebut.
“Harusnya pemerintah melihat persoalans ecara jernih. Isu makar terlalu dini, tidak benar itu! Aksi itu dilakukan rakyat untuk meminta keadilan dan penegakan hukum,” ujarnya.
Mochklasin menyebutkan, makar dilakukan oleh orang-orang kuat, bersenjata. Sementara para peserta aksi adalah rakyat biasa yang menuntut keadilan, tidak bersenjata. Lalu dimana makarnya?,” tanyanya.
Dia menyatakan memberikan dukungan kepada masyarakat Minang yang ikut dalam aksi Bela Islam ke Jakarta. Namun demikian, ia juga berharap agar masyarakat yang ikut dapat mengikuti aksi dengan damai, menjaga ketertiban dan menjaga kesehatan. (feb)
Komentar