PADANG – Masyarakat Tigo Sandiang yang terdiri dari 6 kelurahan dan 4 kecamatan yang ada di Kota Padang Sumatera Barat, yakni Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh dan Naggalo meminta kepada pihak Pengadilan Negeri Padang untuk tidak berada di belakang dan berpihak kepada kelompok Lehar Cs. Masyarakat Tigo Sandiang berharap dapat kembali hidup tenang dan terhindar dari rasa ketakutan, keresahan dari perbuatan atau tindakan ‘pembohongan publik’.
Hal itu diungkapkan tokoh masyarakat Tigo Sandiang, Zainal, mewakili ribuan orang lainnya yang berunjuk rasa ke Pengadilan Negeri Padang, Selasa (4/4).
Aksi lanjutan yang pernah dilakukan sebelumnya di kantor BPN Padang itu untuk menuntut Pengadilan Negeri Padang mengembalikan hasil putusan Landraad nomor 90 tahun 1931 terkait tanah kaum Mahboed, yaitu hanya 2,5 hektare, bukannya 750 hektare sebagaimana klaim Lehar Cs.
Wakil Ketua Pengadilan Negeri Kota Padang, Jhon Efredi menanggapi unjuk rasa masyarakat menyatakan, fungsi pengadilan adalah menegakan keadilan dan hukum. Untuk itu, masyarakat diminta agar dapat membantu pihak pengadilan dalam melakukan penegakan dan keadilan. Namun, dalam setiap proses penyelesaian kasus, pihak pengadilan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun.
Pihak pengadilan, katanya, tetap komitmen dalam memberantas praktik mafia hukum maupun mafia tanah. Untuk itu, pihaknya meminta 10 orang perwakilan dari masyarakat Tigo Sandiang untuk dapat menyampaikan aspirasinya dalam berdialog di ruang kantor Pengadilan Negeri Padang.
Sementara itu, pengurus aliansi masyarakat Tigo Sandiang, Sofyan, SH Datuk Bijo pasca pertemuan mengatakan, hasil pertemuan 10 orang perwakilan masyarakat Tigo Sandiang dengan pihak pengadilan dan Polresta Padang, yakni pihak pengadilan Kota Padang saat ini masih sedang memproses kasus sengketa tanah antara Lehar Cs dengan Universitas Bung Hatta dan Baiturrahmah sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.
“Selain itu, pihak pengadilan negeri Padang juga akan mengkaji kembali surat pengadilan tentang sita tahan tahun 1982,” janjinya. (baim/St)
Komentar