SAWAHLUNTO- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sawahlunto kembali menyoroti buruknya kinerja Dinas Pariwisata dalam melaksanakan program dan kegiatannya. Indikasinya, tingkat kunjungan wisata yang semakin menurun dan tidak adanya penambahan objek wisata baru.
Juru Bicara Fraksi PPP, PAN dan NasDem DPRD Sawahlunto, Wulan Maya Sari saat pendapat akhir fraksi terhadap Rancangan APBD perubahan tahun 2016 yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Weldison dan Hasjhoni di gedung dewan, Rabu (12/10) menyatakan, sebelumnya pemerintah daerah mengilustrasikan apabila satu iven pariwisata mampu menghimpun massa sebanyak sepuluh ribu orang di mana setiap orang diperkirakan membelanjakan minimal Rp50.000, maka akan terjadi transaksi pada sektor industri pariwisata dan lainnya seperti akomodasi
dan transportasi.
Namun, gambaran itu sepertinya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Faktanya, pelaksanaan suatu iven di kota itu tak sampai dihadiri sepuluh ribu orang. Bahkan, dalam rutinitas makan bajamba saja, hampir 99 persen orang yang hadir hanyalah orang asli Sawahlunto. Kalaupun ada dari luar kota, paling cuma 1 persen, ujar Wulan.
“Kita berharap untuk tahun depan Dinas Pariwisata bisa fokus kepada tujuan mendatangkan orang dari mancanegara dan domistik, sehingga keberadaan pariwisata kita betul-betul dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan bisa meningkatkan pendapatan asli daerah,” harap Wulan pada paripurna yang dihadiri Walikota Sawahlunto Ali Yusuf dan sejumlah kepala SKPD itu.
Sementara itu, Juru Bicara Fraksi Partai Golkar, Elfia Rita Dewi juga menyoroti pelaksanaan pentas seni kebudayaan daerah serta pelaksanaan Sawahlunto Internasional Musik Festival (SIMFes) 2016 dan sport tourism. Ke depan, ia berharap kegiatan yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan fokus pada pengembangan destinasi wisata ke berbagai penjuru kota, sehingga pariwisata betul – betul mampu menempatkan diri sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, DPRD Sawahlunto juga meyorot kinerja Dinas Pariwisata pada pembahasan di tingkat panitia khusus (pansus). Terungkap fakta bahwa dari 810 ribu orang yang berkunjung ke Sawahlunto di tahun 2015, hanya 315 ribu orang yang langsung berkunjung ke objek wisata. Sedangkan 495.000 orang lagi mampir sekadar melihat iven-iven yang dilaksanakan Dinas Pariwisata, sebut Epy Kusnadi.
Sementara, tingkat kunjungan selama 10 hari lebaran pada tahun 2016 hanya mencapai 75.894 orang, turun dibanding tahun 2015 yang mencapai 82.158 orang. Kondisi itu tidak berbanding lurus dengan anggaran yang telah dikucurkan. Semestinya, dengan belanja sebesar Rp9.118.161.324, tingkat kunjungan minimal antara 60 persen sampai 70 persen dari yang ditargetkan. Namun, kenyataan tidak sampai 50 persen yang berkunjung ke objek wisata. Apalagi, Pemko Sawahlunto menargetkan Kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya pada tahun 2020 mendatang. (tumpak)
Komentar