MENTAWAI – Penyakit tubercolosis (TB) saat ini lebih dikhawatirkan di Mentawai dibanding penyakit kaki gajah atau filariasis. Pengobatannya pun lebih berat dibanding filariasis.
Penderita dengan penyakit kaki gajah hanya dianjurkan minum obat secara teratur, dan menghindari dari gigitan nyamuk, karena penularan kaki gajah tersebut di tularkan melalui nyamuk. Penyakit kaki gajah dapat ditularkan oleh berbagai bentuk nyamuk. Beda dengan penyakit DBD yang hanya ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty.
Kasus penyakit kaki gajah sendiri di Mentawai pertama kali ditemukan di daerah Simalegi. Menyusul satu lagi di daerah Sinakak dan sekarang dilakukan upaya pengobatan secara intensif, agar penyakit tersebut tidak bertambah menular ke tempat lain.
Sementara itu, penemuan kasus penyakit TB Paru di Mentawai tahun 2012 adalah 65,69 persen dan tahun 2013 sebesar 79,72 persen. Berikutnya secara berturut-turut 58,65 persen, 81,02 persen, dan 85,6 persen di tahun 2016. Dari sisi penemuan kasus akses penyakit TB di Mentawai minimal harus menemukan 85 persen.
Data tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Lahmuddin Siregar saat ditemui padangmedia.com di ruang kerjanya, Senin (16/10). Dikatakan, pemahaman masyarakat dulu soal TB adalah penyakit yang diguna-guna. Namun, setelah diberikan pemahaman bahwa TB adalah penyakit menular, masyarakat mulai gelisah.
“Sebenarnya ada peningkatan dari mulai tidak takut menjadi takut,” ujarnya.
Dikatakan, orang sakit harus bisa diperiksa. Dengan artian, jika ditemukan penyakit TB, petugas kesehatan harus bisa menyampaikan penyakit TB dan dilakukan minum obat bagi penderita TB berturut-turut selama enam bulan dan tidak boleh putus.
Diakuinya, penyakit TB lebih berat diobati dibanding penyakit kaki gajah. Namun, di Mentawai, setiap orang yang demam dugaan pertama adalah malaria. Hal itu yang diterapkan di seluruh Puskesmas.
Menurut Lahmuddin, akses cakupan kasus TB di Mentawai sudah cukup bagus. Artinya, target tersebut bisa dicapai. Sukses atau tidaknya tergantung dengan penemuan kasus. Pada tahun 2016 mencapai 87,06 persen, berarti ketika ditemukan penyakit tersebut diobati langsung sembuh.
“Sekarang tugas dari petugas kesehatan menemukan penyakit TB sebanyak-banyaknya dan mengawal pasien untuk minum obat sampai dinyatakan sembuh. Makanya, sekarang dibuat kebijakan yang dinamakan ‘Police TB’,” imbuhnya. (ers)
Komentar