PADANG – Wakil Ketua DPRD Kota Padang Wahyu Iramana Putra menghimbau umat muslim yang ada di Kota Padang untuk tidak terlalu bereuforia dalam melakukan tradisi balimau menyambut bulan suci ramadhan 1438 Hijriyah. Menurutnya, bergembira menyambut datangnya ramadhan memang dianjurkan, tapi jangan disalahmaknakan.
“Momen balimau adalah bersuci diri membersihkan dari segala hadas. Jadikan momen balimau itu benar – benar mensucikan diri dan jangan disalahmaknakan,” ujarnya, Senin (22/5).
Menurutnya, kegiatan balimau ketika memasuki bulan suci ramadhan merupakan suatu tradisi yang sepertinya susah dilarang atau dihilangkan oleh masyarakat Kota Padang, bahkan di daerah lainnya karena sudah ada dari dahulunya.
“Sama halnya dengan ziarah kubur pakai kemenyan dan bunga rampai, itu kan tradisi Hindu dari dahulu sampai saat saat ini masih berjalan. Apakah tradisi ziarah kubur itu juga bisa kita larang?” cetus Wahyu.
Hanya saja, saat ini, momen balimau lebih dimanfaatkan oleh pasangan muda – mudi dengan berkongkow-kongkow dan berlebihan. Juga banyak terjadi hal yang tidak diinginkan saat melakukan prosesi balimau di tempat – tempat pemandian, antara kaum laki-laki dan perempuan apalagi membuka aurat serta dengan bukan muhkrimnya.
Hal itulah yang harus ditertibkan, kata Wahyu. Perlu peran serta warga setempat, pemuda, tokoh masyarakat, petugas Satpol PP, dan petugas keamanan dalam mengawasi kegiatan balimau di tempat – tempat pemandian agar kegiatan itu tidak disalahartikan dengan melakukan perbuatan yang tak sepantasnya.
Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati melakukan tradisi itu di tempat – tempat terbuka seperti pantai, aliran sungai atau pemandian. Jangan sampai momen itu malah menjadi musibah yang akan merugikan diri sendiri bahkan menimbulkan korban jiwa.
Yang terpenting dalam menyambut bulan ramadhan, kata Wahyu, kesungguhan untuk membuktikan kegembiraan akan datangnya ramadhan melalui peningkatan ibadah dan perbaikan moral dan akhlak. Kegembiraan bukan dalam artian seremoni belaka, melainkan adanya upaya yang konsisten untuk berusaha menerjemahkan segala makna yang terdapat dalam pelaksanaan ibadah puasa.
“Ibadah puasa hanya dapat dilakukan dengan adanya semangat yang sungguh-sungguh dan dibuktikan dengan ketundukan hati orang beriman. Sehingga dikatakan hanya orang berimanlah yang dapat melaksanakan ibadah puasa secara baik dan yang pantas bergembira akan datangnya bulan puasa. Dengan demikian tentu banyak hal yang harus kita persiapkan untuk menyambut bulan suci ini, baik secara fisik maupun mental,” sebutnya. (baim)
Komentar