TUAPEIJAT – Harga bahan sembako di Kabupaten Kepulauan Mentawai, khusus di Tuapeijat lebih mahal dibanding harga sembako di pulau-pulau lainnya. Pemerintah diminta mengambil tindakan cepat untuk menetralisir harga bahan sembako di Tuapeijat.
“Kita sangat prihatin dengan tingginya harga sembako di Tuapeijat, sehingga masyarakat setempat mengeluh. Namun, keluhan masyarakat tersebut belum ada titik terangnya dari pemerintah daerah,” ungkap Ketua Ormas Pekat Indonesia Bersatu, Suharman kepada padangmedia.com, Rabu (15/6).
Dikatakan, meski dengan harga mahal, tapi masyarakat tetap membeli sembako di daerah itu karena tidak ada alternatif lain. Kondisi itu, katanya, sudah lama terjadi, bahkan sudah hitungan tahun. Pemerintah daerah sendiripun dinilai hanya tutup mata melihat kondisi harga sembako di Tuapeijat.
“Jangankan untuk melakukan pasar murah, bahan sembako itupun sulit ditemui oleh masyarakat,” kata Suharman.
Dibandingkan dengan pulau-pulai lain di Mentawai, meskipun kapal masuk hanya sekali seminggu dari Padang, tapi harga sembako di pulau-pulau lain itu lebih murah dibanding di Tuapeijat. Suharman menyayangkan harga sembako yang dinaikkan seenak perut oleh pedagang tanpa koordinasi dengan pihak terkait. Di sisi lain, di kabupaten lain, ia menilai pihak pemerintahnya betul-betul memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan mengontrol harga sembako dipasar, sehingga masyarakatpun tidak menjerit dengan harga sembako yang tinggi.
Mahalnya harga sembako, kata Suharman, tidak hanya terjadi di bulan puasa saja, tapi juga di bulan-bulan sebelumnya. Setiap pedagang menaikkan harga sembako dengan alasannya cost yang tinggi dari Padang ke Tuapeijat.
Harga sembako yang ada di Tuapeijat, seperti harga gula pasir mencapai Rp18.000 per kg, cabe merah Rp60.000/kg, beras IR Rp14.000/kg dan lainnya. Ia berharap pemerintah bisa membentuk BUMD di Kabupaten Kepulauan Mentawai supaya bahan apapun yang ada dapat terkontrol dengan baik. (ers)
Komentar