MALANG – Pihak Otoritas Bandar Udara Abdul Rahman Saleh (ARS) Malang, Jawa Timur kembali menutup bandara untuk penerbangan, menyusul abu vulkanik Gunung Bromo. Bandara dinyatakan ditutup sejak pukul 11.07 Wib Jumat (15/7) hingga pukul 09.00 Sabtu (16/7). Akibat penutupan bandara tersebut 6 penerbangan dialihkan ke Bandara Juanda Surabaya dan 2 penerbangan di cancel.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, Bandara ARS Malang memang sangat rentan terhadap abu vulkanik dari gunungapi di sekitarnya.
“Selain dipengaruhi oleh aktivitas Gunung Bromo, bandara Malang juga pernah ditutup saat erupsi Gunung Raung tahun lalu,” terangnya.
Kondisi aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih relatif sama dengan sebelumnya. Sutopo menginformasikan tidak ada peningkatan status, Masih berstatus Waspada (level II). Berdasarkan Pos Pengamatan Gunung Bromo PVMBG, terpantau asap kawah teramati putih, kelabu, coklat, kehitaman sedang-tebal dengan tekanan lemah-kuat.
Tinggi asap berkisar 200-1.000 meter dari puncak kawah ke arah Barat laut-selatan. Seismisitas tremor masih menerus dengan dominan 1 mm. Kondisi aktivitas vulkanik masih labil. Bunyi gemuruh masih sering terdengar dari puncak kawah dan hujan abu vulkanik tipis jatuh di beberapa desa di Probolinggo dan Lumajang tergantung dari arah angin.
“Dengan kondisi angin yang masih dominan ke arah Barat-Barat Daya maka bandara Malang rentan terhadap penutupan bandara. Penutupan diambil oleh pihak otoritas bandara mempertimbangkan keselamatan penerbangan,”lanjut Sutopo.
Dengan kondisi Gunung Bromo masih labil maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif Gunung Bromo. BNPB dan BPBD terus melakukan langkah-langkah antisipasi terkait dengan Gunung Bromo. (feb/*)
Komentar